Monday, November 15, 2010

BALI RAPTOR WATCH 2010 (part III-Selesai)

Oleh: Andry X-san

Tak terasa satu bulan telah terlewati. Menengadah, memandang birunya langit, putihnya awan dan titik-titik hitam yang lambat laun menjadi silhouette bentangan sayap dan tubuh puluhan burung raksasa. Kulit kami pun yang tadinya putih berseri kini menjadi hitam kusam tersengat teriknya matahari Bali. Ribuan peluh yang membasahi t-shirt kami pun sepertinya baru kemarin sore kering. Namun sekarang, semua terbayar LUNAS sudah…..

Dalam rentang waktu tersebut kami mencatat sebanyak 27.142 Raptor Migran yang melintasi Gunung Sega, Karangasem-Bali. Namun kalo boleh jujur, sebenarnya pengamatan ini pun kami lakukan tidak genap satu bulan penuh atau lebih tepatnya hanya 23 hari selama bulan Oktober ini.

Kemunculan Raptor Migran pertama yang teramati oleh rekan kami Pak Dono Waloyo tercatat tgl 6 Oktober 2010. Saat itu raptor migran yang melintas adalah 1 Accipiter soloensis, 1 Pernis ptilorhynchus dan 1 Falco peregrinus. Ini sekaligus merupakan catatan lintasan Raptor Migran dengan jumlah paling sedikit selama bulan Oktober. Tanggal 1 - 5 Oktober dan tanggal 7 - 9 Oktober 2010, cuaca di Gunung Sega hujan deras dan berkabut. Kondisi ini sangat tidak memungkinkan bagi kami untuk melakukan pengamatan. Sedangkan record terbanyak yang kami dapatkan yaitu tanggal 25 Oktober 2010 dengan total 3.659 yang terdiri dari 2.316 Accipiter soloensis, 561 Pernis ptilorhynchus, 5 Accipiter gularis dan 777 raptor migran yang tak teridentifikasi.

Secara keseluruhan selama bulan Oktober ini Accipiter soloensis tetap mendominasi jumlah raptor migran yang melintas (17.724) disusul oleh jenis raptor yang tak teridentifikasi (6.326) lalu Pernis ptilorhynchus (2.920), Accipiter gularis (118) dan yang terakhir adalah Falco peregrinus (52). Berdasarkan data yang telah kami record, titik puncak migrasi raptor bulan Oktober 2010 terjadi pada tanggal 25 Oktober dimana pada hari tersebut kami mencatat 3.659 raptor migran melintas.

Catatan menarik lainnya adalah dijumpainya 9 individu elang aneh ini terlihat terbang dalam satu koloni pada tanggal 31 Oktober 2010 yang kami perkirakan adalah jenis Elang Setiwel (Hieraaetus pennatus). Namun hal ini masih menjadi perdebatan yang panjang dikalangan pengamat Raptor. Sebagian pihak berpendapat bahwa elang yang kami “curigai” sebagai Elang Setiwel tersebut tak lain tak bukan adalah Elang Laut perut Putih (Haliaeetus leucogaster). Kecurigaan kami memasukkan elang ini dalan jenis Elang Setiwel bukannya tanpa dasar. Hal lebih dikarenakan hampir tidak ada laporan catatan Elang Laut Perut Putih resident di wilayah Gunung Sega ini. Adapun elang resident di daerah ini adalah Elang Ular Bido (Spilornis cheela). Berdasarkan pengakuan Pak Dono, memang dulu pernah terlihat Elang Laut Perut Putih melintas daerah ini, namun itu pun jumlahnya hanya 1 ekor dan bukan saat migrasi seperti sekarang ini. Sedangkan saat pengamatan kemaren, 9 individu elang aneh ini membentuk satu koloni tersendiri lalu bergabung dengan elang migran berukuran besar lainnya seperti Pernis ptilorhynchus. Koloni elang ini sempat soaring diatas menara stasiun relai TVRI (tepat diatas tempat kami melakukan pengamatan red.) dan setelah itu terlihat gliding menyeberangi selat Lombok. Saat itu jarak elang dengan kami hanya sekitar 10-15 m. namun berhubung kamera yang kami gunakan hanya sebatas kamera SemiPro maka hasil gambarnya pun tidak bisa maksimal.

Selain fakta-fakta yang tertera di atas, dugaan kami juga diperkuat oleh beberapa catatan pengamatan migrasi raptor tahun sebelumnya dimana pada tahun 2005, Raptor jenis ini (Elang Setiwel) terlihat melintasi Gunung Sega pada tanggal 22,26,27,28 Oktober 2005 dan 2,5,11,15 November 2005 (Dono dan Germi, 2005). Ditambah lagi pada migrasi raptor tahun 2006 dijumpai 9 ekor elang jenis ini namun oleh pak Dono saat itu dimasukkan kedalam jenis elang yang tak teridentifikasi. Ditambah lagi beberapa literatur seperti SKJB-nya MacKinnon dkk. dan Panduan Lapangan Identifikasi Raptor Migran di Indonesia oleh Wisnu Sukmantoro menyebutkan bahwa Elang Setiwel merupakan elang yang mempunyai penyebaran yang spesifik yaitu ini hanya dapat dijumpai di Sumatra dan Bali.

Itulah beberapa fakta di lapangan yang menyebabkan kami berkesimpulan bahwa elang aneh ini adalah jenis Elang Setiwel (Hieraaetus pennatus). Taruhlah ini adalah hipotesa pertama. Namun kami sama sekali tidak beranggapan bahwa kesimpulan kami ini benar secara mutlak. Karena andaikata kesimpulan kami salah, maka kita baru saja menjadi saksi fenomena langka abad ini dimana 9 individu Elang Laut perut Putih (Haliaeetus leucogaster) yang selama ini kita amini bersama sebagai jenis elang resident yang sekarang telah berubah menjadi elang yang mempunyai kebiasaan bermigrasi. Taruhlah ini adalah hipotesa ke dua. Dan setelah itu kita akan ber “pusing-pusing ria” untuk menjawab beberapa pertanyaan yang mengiringi hipotesa ke dua seperti:

  1. Apakah jenis elang ini akan dimasukkan ke dalam jenis elang Vagran, Migran atau tetap menjadi elang resident?

  2. Jika memang elang ini bermigrasi maka dari manakah asal elang tersebut?

  3. Jika elang ini mengalami migrasi parsial berarti ada penyebabnya, apakah penyebab elang tersebut harus bermigrasi? Apakah karena perubahan iklim di wilayah asal misalnya, atau karena fase breeding yang harus menyebabkan elang ini bermigrasi, atau malahan ada faktor “X” lain yang belum kita ketahui bersama?

Pertanyaan-pertanyaan ini tentunya akan selalu menghantui kita selama kita belum bisa memecahkan teka-teki dari hipotesa ke dua. Bagaimana dengan pendapat teman-teman lainnya? Namun apa pun pendapat teman-teman tentang “burung aneh ini, saya rasa hal tersebut akan semakin memperindah khasanah ilmu pengetahuan di Indonesia.

Inilah sekiranya sekelumit cerita yang bisa kami bagi untuk teman-teman Raptorian semuanya. Selanjutnya PR terbesar telah menanti kami yaitu Pemetaan jalur balik Migrasi Raptor di Bali yang dari dulu belum terselesaikan dengan baik. Mohon doa dan dukungan rekan-rekan semua agar “Pekerjaan Rumah” kami yang tlah lama terbengkalai ini bisa cepat terselesaikan.


Salam Lestari



NB: Berikut ini kami sertakan juga foto-foto Raptor Migran yang sulit kami identifikasi.


















2 comments:

  1. foto 1,3 itu pernis bukan? garis ekor dan proporsi sayap-badan.
    foto 4 bukannya bido? wajahnya kuning gitu?
    foto 2... yang jelas accipiter, tepatnya accipiter sp hahaha...

    ReplyDelete
  2. terima kasih untuk respon yg terkerim teman...

    ReplyDelete