Wednesday, July 8, 2009

Elang Jawa "Spizaetus bartelsi" adakah penyebarannya sampai ke Bali????

oleh: oni purwoko basuki

"Spizaetus bartelsi"Javan Hawk-eagle ato lebih akrabnya elang Jawa adalah burung pemangsa yang keberadaannya hanya diketahui di pulau Jawa (endemik Jawa). Dari banyak literatur yang ada, telah dijelaskan dengan gamblang deskripsi morfologi, perilaku, pakan, daerah penyebaran dan status burung yang menjadi inspirasi lambang republik ini.

Dari barat pulau Jawa seperti di Taman Nasional Gunung Halimun sampai ujung timur Jawa di Meru Betiri, beberapa lokasi masih diindikasikan menjadi habitat dari burung elang berjambul khas ini, walaupun itu sudah semakin jarang diketemukan keberadaannya. Kalau diluar daerah itu belum ada data yang mendukung, referensi mengenai keberadaan elang Jawa dan sebarannya diluar pulau Jawa sampai sekarang saya juga belum pernah menemukannya, walaupun dahulu katanya ada report pertemuan dengan elang Jawa di Taman Nasional Bali Barat, namun informasi tersebut dianggap kurang valid.....

Pertanyaan ini muncul dan jadi fikiran sejak bulan Juli 2005 sampai sekarang dan pertanyaan ini juga muncul berulang kali dari kawan-kawan yang memiliki perhatian yang sama tentang elang Jawa. Pertanyaan ini berawal saat kami dari Pusat Penyelamatan Satwa Bali, KSDA Bali dan beberapa kawan volunteer pada akhir bulan Juni 2005 memperoleh informasi bahwa salah seorang masyarakat dusun Munduk Langki dilereng gunung Lesung yang merupakan cagar alam dalam kelompok Hutan Batukahu (RTK 4) kab Buleleng, Bali menangkap seekor burung elang yang sering memangsa ayam masyarakat disekitar dusun itu. Keberadaan burung elang disekitar lokasi memang umum ditemui terutama untuk jenis pegunungan seperti elang Brontok (Spizaetus cirrhatus) dan elang Ular Bido (Spilornis cheela) karena memang kondisi hutan didaerah tersebut masih sangat mendukung keberadaan jenis-jenis burung pemangsa.

Namun dari hasil tangkapan burung elang yang satu ini, kok beda dari jenis elang yang kita ketahui ada disekitar lokasi. Pada saat itu, kami yang sedang melaksanakan program pelepasliaran elang Bondol (Haliastur indus) di danau Tamblingan masih belum tahu pasti tentang jenis elang yang satu ini. Walaupun dari literatur yang kami lihat saat itu, mengarah kejenis elang Jawa, namun karena tidak ada referensi sama sekali tentang keberadaan elang ini di Bali kita tidak berani memastikannya. Masyarakat sekitar dusun mengatakan bahwa jenis elang ini memang sudah lama ada disekitar sana. Masyarakat bisa mengenali dari beberapa jenis elang yang berada disana dan memberikan sebutan yang berbeda untuk jenis yang berbeda pula berdasarkan bentuk maupun perilakunya. Misalnya "kekelik"untuk elang Ular Bido, "sikep" elang Brontok, "lang-lang Be" untuk elang Laut Perut Putih yang ada disekitar danau Buyan-Tamblingan dan "bulusan" untuk menyebutkan jenis alap-alap.

Dari pendekatan kepada orang yang menangkap elang tersebut, elang dapat kita bawa dan diobati karena terdapat beberapa luka lecet akibat perlakuan selama penangkapan dan dalam kandang. Janji kami pada saat itu elang akan kami lepas didaerah yang jauh dari lokasi agar tidak kembali memangsa ayam masyarakat. Secara fisik, elang tersebut dalam kondisi bagus dalam artian tidak ada tanda-tanda luka lama, bekas tali maupun hal yang mengindikasikan elang tersebut baru terlepas maupun lama dipelihara oleh orang, luka hanya akibat penanganan oleh penangkap, perilaku sangat liar dan agresif tidak mau dipegang dan cenderung mau terbang menjauh.
Setelah dilakukan cek kesehatan dan fisik, diputuskan untuk dibuatkan kandang sementara sebelum dilepaskan kembali kealam, dengan pertimbangan akan sangat berpengaruh tidak baik bagi si elang kalau terlalu lama dikandangkan dan berinteraksi dengan orang.
Dan inilah yang memang susah diprediksikan, setelah rencana pembuatan kandang selesai dilaksanakan dan tinggal memasukkan elang kekandang sementara.... elang tersebut terlepas karena kandang angkutnya nyangkut pohon.....
da-da elang...............
(dan itu sebelum kita tahu persis jenis elang tersebut)

Kepastian dari jenis elang tersebut baru benar-benar didapatkan ketika kita ketemu ama yang ahli dibidangnya yaitu Kang Zaini Rahman dari YPAL Bandung, yang bisa meyakinkan bahwa elang ini merupakan elang Jawa. Pada saat itu dicoba lagi untuk mengamati sekitar lokasi dan mencari siapa tahu ada sesuatu seperti bekas bulu atau apa yang bisa dijadikan bukti dan dasar penelitian lebih lanjut....namun udah tidak ada,...
Memang pertanyaan diotak sampai saat ini adalah benarkah burung elang Jawa tersebut asli ada dihutan sekitar cagar alam Batukahu tersebut..... dan Bali menjadi daerah yang menjadi habitat elang Jawa, atokah burung elang tersebut merupakan burung terlepas dari peliharaan ato memang sengaja dilepas didaerah hutan cagar alam Batukahu????????????

April 2008, saat saya masih sering kluyuran ke Tamblingan untuk melakukan monitoring paska beberapa pelepasliaran elang disana, saya masih mendapatkan informasi keberadaan elang Jawa tersebut dari beberapa masyarakat, terutama yang sering pergi keluar masuk hutan disekitar gunung Lesung yaitu sekitar goa Nagaloka.....
Hal yang menarik untuk ditindaklanjuti, bagi saya itu juga kaya utang yang masih harus saya carikan jalan, bagaimana cara nglunasinya..... karena tiap ada teman yang nanya lagi masalah itu, saya cman bilang nga tau.....!!! gimana cerita sebenarnya.

Bulan April 2009 ini, saya nambah bingung lagi karena ada satu lagi elang Jawa yang diserahkan masyarakat ke KSDA Bali, dan ini dari wilayah sekitar pantai Kuta,.... info yang saya dapatkan bahwa elang tersebut ditangkap oleh petugas hotel di Kuta (saya tidak memperoleh nama tempatnya) karena kedapatan jatuh setelah nabrak bangunan hotel dan kemudian diserahkan kepetugas KSDA. Aneh kan..... lepasankah? terlepaskah? ato memang tinggal disitu...(he3x..). Itu saya juga cman bisa bilang nga tau.....!!! Skarang elang Jawa hasil penyerahan masyarakat itu masih mampir di Bali Bird Park Gianyar, entah sampai kapan...??? mudah-mudahan bisa bisa cepat mengepakkan sayapnya dialam bebas kembali...

(Dua kunjungan terakhir saya di Tamblingan, akhir bulan Mei 2009 dan kemaren tanggal 1 Juli 2009..... saya masih mencari informasi dari masyarakat tentang keberadaan elang Jawa tersebut, dan beberapa orang masih sempat bertemu terutama didaerah lereng hutan diatas enclave Tamblingan. Dari keterangan yang saya dapat memang warna bulunya sudah berubah menjadi burik 'garis-garis' jelas dibadannya, sudah tidak coklat kayu manis lagi, namun jambul khasnya yang tidak terlupakan itu menjadi penanda jelas bagi elang ini..... apalagi memang hanya satu individu ini saja yang sering terlihat oleh mereka........ adakah individu elang Jawa lainnya disini...???????????)












2 comments:

  1. Hi oni,..

    Sampai saat ini yang kita tahu memang untuk elang jawa terbatas hanya ada di jawa. Tapi kalau melihat dari beberapa kasus temuan elang jawa yang di jual di bali dan ada yang dipelihara sama masyarakat yang katanya di tangkap dari alam, apakah itu berarti kalau elang jawa juga ada di bali?
    Kalau tidak salah 2 foto yang ada di tulisan ini itu elang jawa muda yang di pelihara sama masyarakat?

    Selain itu, kalau tidak salah sekitar tahun 80an ada wisatawan asing yang melihat elang jawa di salah satu hutan yang ada di bali. Dikarenakan wisatawan asing itu orang yang kebetulan jalan-jalan dan melihat elang jawa maka informasinya diragukan oleh para Ornithologist di indonesia.

    Yang mungkin perlu dilakukan adalah pengamatan rutin di lokasi yang diyakini ada elang jawanya,..

    Salam,
    Asman

    http://4raptor.wordpress.com
    http://asmanadi.blogspot.com

    ReplyDelete
  2. oyi mas bro, terima kasih masukannya
    memang untuk memastikannya diperlukan pengamatan dan penelitian yang lebih intensif lagi, dan itu yang belum pernah dilakukan disini...
    foto ini aku ambil saat pendekatan pada pemilik rumah yang menangkap elang tersebut, elang ini ditangkap tanggal 30 juni 2005 dan kita ketahui info tersebut tanggal 1 juli (esok harinya) berarti satu hari setelah elang ditangkap di munduk langki (lereng gunung pucuk, tamblingan)..
    makanya pertanyaan yang ada adalah: asli situkah??, lepasankah?? oleh siapa??, terlepaskah??........

    ReplyDelete