Thursday, July 7, 2011

SAVE THE EARTH

oleh: Andry X-san
Setiap hari Sabtu, kantor saya membolehkan para karyawan mengenakan pakaian kasual demi membebaskan diri dari lingkaran aturan formil yang menurut saya memang sangat menjemukan. Dan hari ini ketika saya membuka lemari, saya menunduk dan membaca sekali lagi tiga baris kalimat dibagian belakang t-shirt yang saya ambil.

SAVE THE BIRDS
SAVE THE TREES
SAVE THE EARTH

Tulisan itu ter-sablon hitam tebal mencolok di atas t-shirt berwarna biru muda. Mendadak saya tercengang dan memperlambat langkah. Menyelamatkan bumi? Bisakah? Rasanya mustahil. Apalah artinya perbedaan yang dilakukan satu orang terhadap dunia yang berisi milyaran orang?

Pertanyaan itu terlintas dan berputar-putar di benak saya
. Apalah artinya sekelumit kesadaran pribadi jika dibandingkan dengan kerusakan massal yang terjadi setiap hari, yang dilakukan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang serakah mengeksploitasi bumi bagaikan monster?

Apalah artinya menerapkan pola disiplin diri demi bersahabat dengan alam sementara saya kerap putus asa menyaksikan entengnya tangan-tangan manusia m
erusak lingkungan yang kita (coba) pelihara ini?

Saya meraba
t-shirt itu dengan hati-hati, khawatir mengotorinya karena meski kaos ini sudah keriput ‘ga karu-karuan, tapi jujur ini adalah kaos kesayangan saya. Heheheheee...
Lalu pertanyaan-pertanyaan itu terhenti. Bukan oleh jawaban yang mencerahkan, ide spektakuler maupun inspirasi cemerlang. Kebingungan itu dihentikan oleh pertanyaan terakhir: Akankah dunia yang berisi milyaran orang ini berubah, jika tidak ada satu orang yang peduli?

Sambil mempercepat langkah karena takut telat ‘ngantor. Dalam benak saya, saya tahu…, saya tak perlu lagi bertanya. Jawabannya sudah jelas. Dan seharian ini, saya sungguh bangga mengenakan kaus biru muda ini. Bukan karena warnanya yang cantik atau kata-katanya yang menggugah, namun karena benda ini telah mengingatkan saya akan esensi keberadaan saya di alam semesta: sebagai Khalifah yang membantu menciptakan dunia yang lebih baik, hari demi hari. Dimulai dari diri sendiri.

Mari berkaca. Bukan pada rusaknya alam yang disebabkan oleh tangan-tangan penuh nafsu. Bukan pada isu pemanasan global dan krisis pangan. Bukan pula pada menjamurnya pemberitaan mengenai Bumi yang semakin menua. Mari mulai dari yang paling sederhana: berkaca pada sepiring nasi dan lauk-pauk yang kita santap 3 kali sehari, kendaraan yang membawa kita menyusuri jalan, dan apa-apa saja yang tercatat dalam
shopping list kita setiap hari, minggu, bahkan bulan atau mungkin kita bisa memulainya dari sudut manapun yang kita rasa memang mampu untuk memulainya.
Mungkin ajakan menjadi vegetarian atau mengganti kendaraan bermotor yang nyaman dengan sepeda terdengar agak ‘menakutkan’. Tapi saya percaya kita bisa memulai gerakan penyelamatan Bumi dari hal-hal yang (tampaknya) kecil namun penuh arti, seperti kalimat yang tertulis megah dibagian depan kaos yang saya kenakan hari ini:
I LOVE BIRDWATCHING
Tindakan-tindakan sederhana yang sesungguhnya tak lain adalah uluran tangan penuh keramahan pada Bumi yang telah menghidupi kita semua. Bumi yang ikhlas memberi tanpa satu tendensi. Tempat kita berpijak, bernafas dan tumbuh menjalani hari.

Terima kasih Tuhan…, hari ini saya kembali belajar menikmati setiap makna yang Engkau berikan. Dengan caramu sendiri Engkau mengingatkan saya tentang ke-Sejati-anMu.
Terima kasih Bumi…, telah memberikan kesempatan pada saya untuk mengecap semuanya dan mensyukuri setiap detik yang begitu berharga dalam helaan nafas ini.
Dan terima kasih kawan…, untuk keindahan yang kalian beri. Untuk setiap bahagia yang kalian bawa. Untuk nikmat yang tersembunyi dalam setiap proses dan pembelajaran sehingga saya sadar bahwa saya masih seorang manusia dengan kaki menjejak Bumi dan tidak mengambang seperti peri. :-)


<= Salam Lestari =>








2 comments:

  1. lanjutkan perjuanganmu kawan. tak tek perlu ceremonial yang menggembor2kan ini,itu dengan menhabiskan biaya yang besar2. yang penting niat tulus dari hati yang bersih. mudah2an niat tulus kita berbuah manis. semanis impian2, harapan kita. amin

    ReplyDelete