Pagi itu 3 Juli 2010, sinar mentari menembus kisi-kisi jendela kamarku….,
Dengan mata mengerjap setengah sadar, ku pandangi jam tanganku dan…., wuuiiikk ternyata udah pukul 7 kurang 15 menit. Pada hal tubuh ini masih serasa melayang-layang, kayaknya rohku masih belum sepenuhnya masuk ke dalam raga ini. Biasalah Early Morning Syndrom. Hari ini rencananya mau birdwatching bareng temen-temen seperjuangan. Segera ku bergegas packing. Seperti biasa, ku tenteng pusaka turun-temurun Si Jadul Olympus kaliber 8x42 dan tentunya tak ketinggalan senjata ampuh kesayanganku Nikon P90, kamera SemiPro ber-moncong panjang dilengkapi 12,1 Megapixels dan 24x Optical Zoom, hmmm.…, rasanya aman jika mereka berada di sisiku. Karena selama ini mereka berdua lah yang selalu setia menemaniku kapan dan dimana saja aku melakukan birdwatching.
Tak selang lama, setelah semuanya beres, saya pun langsung berangkat, tentu saja tanpa ritual bilas badanlaaah… Karena konon katanya, burung akan sangat peka dengan bau wangi sabun mandi atau parfum yang menempel di tubuh kita. Jadi biarlah bau badan ini menyatu dengan alam. Karena filosofinya: di sanalah kelak kita akan kembali, benar bukan?! Dari tanah dan akan kembali ke tanah.
Pengamatan kali ini difokuskan di Pulau Serangan. Daerah selatan
Bagi kami Serangan adalah suarganya burung air. Jika kawan-kawan ingin mengamati burung air di Bali, saya sarankan inilah tempat yang cocok. Dijamin 100% anda akan berada pada titik klimaks kepuasan tiada
Sesampainya ditempat kita janjian, ehh…, ternyata malah saya yang duluan nyampek. Terus yang laen mana??? Mungkin masih molor gara-gara begadang nonton pertandingan WorldCup Brazil VS Belanda dini hari tadi. Skor akhir 2-1 untuk Belanda. Kali ini Tim Orange sedang berkibar. Gol Snijder mebuat tim Samba bungkam seribu bahasa. Yaahh.., selamat bertemu dengan Spanyol di Final. Singkat cerita akhirnya ku putuskan untuk meneruskan perjalananku menembus belantara Serangan, kali ini lebih dalam lagi….
Ku parkir sepeda motorku, setapak demi setapak, pelan-pelan ku jejakkan kaki di tanah lembek bekas guyuran hujan tadi malam. Tak selang lama, saya pun disambut dengan lengkingan suara Dara Laut kecil (Sterna albifrons) yang terbang seolah memamerkan tarian selamat datang (kayak pejabat aja pake disambut dengan tarian selamat datang. jadi ga’ enak nich, hehehehe…). Perlahan ku lanyangkan pandangku di hamparan
Tiba-tiba kuterbangun dari liar alam khayalku, ku dengar bunyi sepeda motor berhenti. Ternyata A’Deni baru datang, lalu disusul ama mas Udhyn sekeluarga, mas Huda sekeluarga dan terakhir mas Fatur sekeluarga. Hahaaa…., sekarang lengkap sudah personilnya. It’s the great time to Birdwatching bro!!!
Pasang mata elang, pelan-mengendap, bidik kanan-bidik kiri, waspada pergerakkan dari atas dan di bawah. Walupun banyak duri dan taek sapi, kami tak peduli. Terus mengamati indahnya mereka di habitat liarnya. Terik matahari pun kian menyengat kulit kami. Ribuan peluh merembes dari pori-pori. Saat itu saya lihat matahari berada tepat di atas kepala kami. Dan tak terasa pula lembar demi lembar catatan kami telah terisi penuh. Puluhan daftar burung telah ter-record sudah.
Burung-burung tersebut antara lain seperti :
- Gagang bayam Timur (Himantopus leucocephalus)
- Itik Benjut (Anas gebberifrons)
- Kuntul Kecil (Egretta garzetta)
- Kuntul Perak (Egretta intermedia)
- Blekok Sawah (Ardeola speciosa)
- Pecuk Padi Belang (Phalacrocorax melanoleucos)
- Cikalang Christmas (Fregata andrewsi)
- Gemak Loreng (Turnix susciator)
- Kareo Padi (Amaurornis phoenicurus)
- Cerek Tilil (Charadrius alexandrines)
- Gajahan Pengala (Numenius phaeopus)
- Trinil Pembalik Batu (Arenaria interpres)
- Kedidi Leher Merah (Calidris ruficollis)
- Kedidi Putih (Calidris alba)
- Dara Laut Sayap Putih (Chlidonias leucopterus)
- Dara Laut Kecil (Sterna albifrons)
- Punai Gading (Treron vernans)
- Tekukur Biasa (Streptopelia chinensis)
- Perkutut Loreng (Geopelia maugei)
- Raja Udang Biru (Alcedo coerulescens)
- Cekakak Sungai (Todirhampus chloris)
- Kirik-kirik Laut (Merops philippinus)
- Layang-layang Rumah (Delichon dasypus)
- Merbah Cerucuk (Pycnonotus goiavier)
- Cucak Kutilang (Pynonotus aurigaster)
- Srigunting Kelabu (Dicrurus macrocercus)
- Remetuk Laut (Gerygone sulphurea)
- Cinenen Jawa (Orthotomus sepium)
- Prenjak Jawa (Prinia familiaris)
- Kipasan Belang (Riphidura javanica)
- Bentet Loreng (Lonius tigrinus)
- Kerak Kerbau (Achridotheres tristis)
- Burung Madu Sriganti (Nectarinia jugularis)
- Bondol Peking (Lonchura punctulata)
- Bondol Haji (Lonchura maja)
- Gajahan Timur (Numenius madagascarensis)
- Wili-wili Besar (Burhinus giganteus)
Dari sekian species yang teramati, saya sangat terkesan dengan keberadaan Perkutut Loreng (Geopelia maugei). Species ini menarik untuk dibahas karena sebenarnya burung ini hanya terdapat di wilayah Wallacea alias tersebar di daerah
Mendung mulai bergalayut di langit
Sampai jumpa lagi kawan….
ini dia keluarga pengamat burung
ReplyDeletehehehehee...., akhirnya mas Asman mampir juga ke burungkecil. iyo mas..., liburan keluarga sekalian pengamatan. biar ke-2 nya bisa berjalan seimbang dan saling beriringan. leres nopo mboten mas??
ReplyDeletesalam Andry X-san
foto yg dipajang iku mbok ya yg bagus ta? masak ada yg bugil? sensor dong? awas kena uu Pornografi
ReplyDelete