oleh: moch saifudin
Fenomena alam yang terjadi akhir-akhir ini seperti banjir dan tanah longsor seakan tidak ada habis-habisnya melanda bumi tercinta ini. Kejadian semacam ini cukup menjadi bukti bahwa manusialah yang harus bertanggung jawab.Dampak globalisasi dan modernisasi cukup menjadi bukti nyata akan kerusakan-kerusakan habitat dari berbagai macam species satwa dan tumbuhan. Indonesia sebagai Megabiodiversity hanyalah akan menjadi sebuah cerita atau Lullaby song bagi generasi yang akan datang. Sistem dan politik tercampur aduk oleh kepentingan pihak-pihak pemodal tanpa memperhatikan aspek-aspek lingkungan dan Humanisme sangat jelas terlihat, anehnya kenyataaan seperti ini malah kita diamkan tanpa ada usaha-asaha untuk sebuah perubahan kearah yang lebih baik. Seakan-akan kita dibutakan, dibodohi dan ketakutan untuk bersuara lantang demi sebuah kebenaran. Ini realita, dampak kerusakan habitat seperti fragmentasi hutan untuk pembukaan lahan perkebunan, perladangan, pertambangan, dan lain-lain sangat berdampak pada kepunahan berbagai macam species satwa dan tumbuhan.
Perdagangan satwa liar masih terjadi di Indonesia, hal ini akan menambah daftar panjang kepunahan berbagai species satwa. Ini menjadi permasalahan serius yang harus kita selesaikan. Peduli saja tidak cukup, tanpa adanya upaya-upaya perlindungan dan penyelamatan satwa liar. Hal yang lebih mendasar adalah dimulai dari kesadaran tiap-tiap individu itu sendiri untuk tidak berburu, memelihara, memperdagangkan, mengkonsumsi dan mendukung berbagai macam produk serta kegiatan yang memakai satwa liar sebagai objek seperti sirkus satwa atau animal show. Self control menjadi peran yang sangat penting untuk dilakukan karena sifat dasar manusia yang tidak pernah merasa puas. Alangkah memalukan apabila kita merasa lebih diakui atau dihormati karena kita memelihara satwa liar dengan dalih menyayangi mereka, pada hakekatnya kebebasan adalah hal yang mutlak bagi semua makluk hidup. Status sosial dan respek seseorang tidak diukur dari berapa jumlah satwa yang dimiliki melainkan bagaimana individu tersebut bisa menghargai sebuah kehidupan
Alangkah lebih menyenangkan dan harmonis apabila kita bisa hidup berdampingan dengan makluk hidup yang lain. Setiap species satwa maupun tumbuhan memiliki fungsi agar kehidupan dibumi ini tetap berlangsung secara alami. Tanpa dukungan dari semua pihak untuk bersama-sama menjaga, melestarikan dan melindungan satwa liar dan habitatnya maka keinginan tersebut tidak akan pernah terwujud…SALVEMOS LOS PAJAROS, SALVEMOS LOS ARBOLES, SALVEMOS EL PLANETA !!!.
Fenomena alam yang terjadi akhir-akhir ini seperti banjir dan tanah longsor seakan tidak ada habis-habisnya melanda bumi tercinta ini. Kejadian semacam ini cukup menjadi bukti bahwa manusialah yang harus bertanggung jawab.Dampak globalisasi dan modernisasi cukup menjadi bukti nyata akan kerusakan-kerusakan habitat dari berbagai macam species satwa dan tumbuhan. Indonesia sebagai Megabiodiversity hanyalah akan menjadi sebuah cerita atau Lullaby song bagi generasi yang akan datang. Sistem dan politik tercampur aduk oleh kepentingan pihak-pihak pemodal tanpa memperhatikan aspek-aspek lingkungan dan Humanisme sangat jelas terlihat, anehnya kenyataaan seperti ini malah kita diamkan tanpa ada usaha-asaha untuk sebuah perubahan kearah yang lebih baik. Seakan-akan kita dibutakan, dibodohi dan ketakutan untuk bersuara lantang demi sebuah kebenaran. Ini realita, dampak kerusakan habitat seperti fragmentasi hutan untuk pembukaan lahan perkebunan, perladangan, pertambangan, dan lain-lain sangat berdampak pada kepunahan berbagai macam species satwa dan tumbuhan.
Perdagangan satwa liar masih terjadi di Indonesia, hal ini akan menambah daftar panjang kepunahan berbagai species satwa. Ini menjadi permasalahan serius yang harus kita selesaikan. Peduli saja tidak cukup, tanpa adanya upaya-upaya perlindungan dan penyelamatan satwa liar. Hal yang lebih mendasar adalah dimulai dari kesadaran tiap-tiap individu itu sendiri untuk tidak berburu, memelihara, memperdagangkan, mengkonsumsi dan mendukung berbagai macam produk serta kegiatan yang memakai satwa liar sebagai objek seperti sirkus satwa atau animal show. Self control menjadi peran yang sangat penting untuk dilakukan karena sifat dasar manusia yang tidak pernah merasa puas. Alangkah memalukan apabila kita merasa lebih diakui atau dihormati karena kita memelihara satwa liar dengan dalih menyayangi mereka, pada hakekatnya kebebasan adalah hal yang mutlak bagi semua makluk hidup. Status sosial dan respek seseorang tidak diukur dari berapa jumlah satwa yang dimiliki melainkan bagaimana individu tersebut bisa menghargai sebuah kehidupan
Alangkah lebih menyenangkan dan harmonis apabila kita bisa hidup berdampingan dengan makluk hidup yang lain. Setiap species satwa maupun tumbuhan memiliki fungsi agar kehidupan dibumi ini tetap berlangsung secara alami. Tanpa dukungan dari semua pihak untuk bersama-sama menjaga, melestarikan dan melindungan satwa liar dan habitatnya maka keinginan tersebut tidak akan pernah terwujud…SALVEMOS LOS PAJAROS, SALVEMOS LOS ARBOLES, SALVEMOS EL PLANETA !!!.
nitip
ReplyDeleteikutan vote di sini: Jadikan Pulau Komodo Sebagai 7 Keajaiban Dunia Jangan sampai kita kehilangan 'Borobudur' lagi! (he.. he..)
saatnya manusia menjadi sahabat bagi alam
ReplyDeletesepakat.....
ReplyDeletejaga diri kita, jaga burung/satwa kita, jaga pohon/hutan kita, jaga bumi kita dan kehidupan akan berjalan sampai anak cucu kita kelak.....