oleh: oni purwoko basuki
Catatan ini sudah lama saya buat, yaitu tahun 2007 saat kegiatan pelepasliaran elang Brontok (Spizaetus cirrhatus) di gunung Batukaru oleh kawan-kawan di Pusat Penyelamatan Satwa Bali dan BKSDA Bali. Hasilnya adalah catatan jenis burung dan satwa lainnya selama periode bulan Januari saat survey lokasi sampai dengan bulan Mei 2007, paska pelepasliaran dan monitoring harian burung elang Brontok. Pengamatan satwa, terutama jenis burung ini dilakukan dilokasi yang tersebar dibeberapa titik disekitar pura Batukaru, Tuka dan Mengening yang masuk desa Wongayagede kec. Penebel Tabanan, Bali.
Catatan ini sudah lama saya buat, yaitu tahun 2007 saat kegiatan pelepasliaran elang Brontok (Spizaetus cirrhatus) di gunung Batukaru oleh kawan-kawan di Pusat Penyelamatan Satwa Bali dan BKSDA Bali. Hasilnya adalah catatan jenis burung dan satwa lainnya selama periode bulan Januari saat survey lokasi sampai dengan bulan Mei 2007, paska pelepasliaran dan monitoring harian burung elang Brontok. Pengamatan satwa, terutama jenis burung ini dilakukan dilokasi yang tersebar dibeberapa titik disekitar pura Batukaru, Tuka dan Mengening yang masuk desa Wongayagede kec. Penebel Tabanan, Bali.
Lokasi pengamatan merupakan daerah sungai, persawahan dan perkebunan rakyat yang ditanami oleh tanaman lokal seperti padi bali, kopi, dadap maupun coklat. Berbatasan langsung dengan hutan pelaba pura maupun hutan lindung Batukaru. Banyak jenis yang menarik dan sudah jarang ditemui ditempat lain masih terdapat disini walaupun tingkat pertemuannyapun juga hanya sesekali, seperti Meninting Besar/White-crowned Forktail (Enicurus leschenaulti), Kucica Kampung/Magpie Robin (Copsychus saularis), Delimukan Zamrud/Emerald Dove (Chalcophaps indica), dan Kehincap Ranting/Black-naped Monarch (Hypothymis azurea). Yang lebih menarik lagi adalah bahwa dari daerah sisi selatan gunung Batukaru ini kita bisa menyaksikan fenomena tahunan migrasi burung elang, baik itu saat melintas menuju kearah timur pada bulan Oktober-Nopember maupun pada saat migrasi balik pada bulan Maret-April. Dari beberapa kali pengamatan terhadap burung elang migran disini tercatat tiga jenis elang yaitu Sikep Madu Asia/Oriental Honey-buzzard (Pernis ptylorhynchus), Elang-alap Nipon/ Japanese Sparrowhawk (Accipiter gularis) dan Elang-alap Cina/Chinese Goshawk (Accipiter soloensis). Selain sebagai daerah perlintasan, kemungkinan besar juga merupakan lokasi "rustingsite" atau daerah beristirahat bagi elang yang sedang dalam migrasi, sebab dalam beberapa kesempatan dipagi maupun sore hari, perjumpaan dengan kelompok-kelompok elang migran yang terbang rendah, "soaring" terbang berputaran diatas kanopi pepohonan sering terjadi.
Ada sekitar 60 jenis burung yang bisa kita dapatkan selama pengamatan. Selain dari jenis-jenis burung, kita juga menjumpai beberapa jenis satwa lain baik dari kelompok mamalia, reptilia, serangga dan primata. Dari kelompok mamalia saya mencatat ada Musang Luwak (Paradoxurus hermaphroditus), Bajing Kelapa (Callosciurus notatus), Tupai Akar (Tupaia gliss) dan Tikus Ladang (Rattus exulans). Untuk hewan melata, ada beberapa jenis ular yang dapat ditemui yaitu Ular Tanah (Ramphotyphlops braminus), Ular Pohon (Chrysopelea paradisi), Sanca Batik (Python reticulatus), ada pula Cecak Terbang (Draco volans), Bunglon (Bronchocela jubata) dan yang paling umum dijumpai didaerah sekitar ladang adalah Kadal (Mabuya multifiscata). Disepanjang daerah sungai kecil yang banyak terdapat dilereng Batukaru, dua jenis capung banyak ditemui yaitu Orthetrum sabina dan Brachythemis contaminata serta kadang dijumpai Kupu Raja Helena (Troides helena) dan yang sekarang sudah sangat sukar dilihat adalah Lutung (Tracypitecus auratus) atau orang lokal menyebutnya "Ijah", sudah semakin jarang kelihatan karena masuk kedalam hutan. Berbeda dengan Monyet Ekor Panjang (Macaca fasicularis) yang masih sering terlihat disekitar ladang (daftar jenis satwa bisa di download disini). Melakukan pengamatan satwa di lereng Batukaru memang mengasikkan,.......
No comments:
Post a Comment